Melihat kondisi korban, diduga putri pasangan Gumadi-Robinem tersebut diperkosa sebelum dibunuh. Pakaiannya awut-awutan. Kancing baju seragamnya terbuka, sedang celana dalamnya terpasang asal-asalan.
Gumadi yang tinggal di Desa Kedung Komahan Wetan, Kecamatan Kemiri, menjelaskan bahwa terakhir melihat anaknya saat berpamitan ke sekolah Senin (12/4). Dia berjalan kaki ke sekolahnya yang berjarak sekitar dua kilometer itu. "Saat itu dia juga minta izin untuk menginap di rumah neneknya, sepulang sekolah,'' jelasnya.
Sang nenek membenarkan bahwa Dyah memang menginap di rumahnya di Dusun Semayu, Desa Kedung Komahan Wetan. Pagi harinya dia berpamitan ke sekolah.
Siang harinya usai sekolah, rekan-rekannya melihat Dyah pulang ke arah rumah orang tuanya sendirian. Bocah yang berperawakan bongsor itu biasanya berangkat dan pulang sekolah sendirian. "Kami terakhir melihatnya di perbatasan dusun,'' ungkap salah seorang rekannya.
Ketika sampai Selasa malam Dyah tidak pulang, orang tuanya tidak curiga karena masih mengira dia menginap di rumah sang nenek. Sang nenek pun tidak curiga karena mengira korban pulang ke rumah orang tuanya.
Kecurigaan baru muncul saat Gumadi mendatangi rumah ibunya -nenek korban- Rabu pagi. Dia tidak menemukan Dyah di sana. Lelaki itu makin bingung karena saat mengecek ke sekolah, Dyah tidak masuk.
Dengan bantuan para kerabat, Gumadi berusaha menemukan anak sulungnya itu. Sampai menjelang sore, pencarian tersebut tidak membuahkan hasil.
Sampai sekitar pukul 17.00, Gunarto -tetangga korban- menemukan Dyah tergeletak dalam selokan yang tertutup semak belukar dalam keadaan tidak bernyawa. Ketika diamati lebih teliti, tulang lehernya terlihat patah. "Saat itu Dyah masih mengenakan seragamnya, namun sudah dalam keadaan awut-awutan,'' tuturnya.
Lokasi ditemukannya mayat korban tergolong sepi dan terpencil. Posisinya berada di perbatasan Dusun Semayu dan Dusun Ngulap-Ngulap.
"Posisinya menyimpang dari jalan desa, sekitar 100 meter, sehingga jarang dilalui orang,'' ungkap Gunarto. Selain itu, antara jalan desa dan selokan tempat mayat korban ditemukan, terdapat jurang yang cukup dalam.
Dengan posisi seperti itu, lokasi tersebut memang jarang dilewati atau didatangi warga sekitarnya. Rupanya, pelaku sudah merencanakan perbuatannya dan memilih tempat tersebut sebagai lokasi.
Kasatreskrim Polres Purworejo AKP Suliyanto menjelaskan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan. "Tunggu hasilnya ya,'' katanya.
Sebuah sumber di kepolisian menyebutkan bahwa petugas sebenarnya sudah menemukkan bukti-bukti yang bisa mengarahkan pada pelaku. Namun demi kepentingan penyelidikan, temuan tersebut tidak dibeberkan. ''Nanti pelakunya keburu kabur. Jadi tunggu saja,'' katanya.
http://jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=128661
Tidak ada komentar:
Posting Komentar