Kapolsek Ngancar, AKP Djupri Wratatan, menjelaskan aksi penganiayaan itu bermula saat Bonaji mendapat pesan singkat atau SMS melalui HP milik Mu, 13, adik Makruf, sekitar pukul 19.00. "Korban (Bonaji,red) dan adik pelaku (Mu,red) merupakan mantan pacar," ungkap perwira dengan tiga strip di pundak tersebut.
Isi SMS itu, intinya mengajak Bonaji bertemu di lapangan Desa Manggis, Kecamatan Ngancar. Tanpa menunggu waktu, Bonaji segera ke lapangan. Dia mengira, SMS itu benar-benar dari Mu. Sampai di lapangan, Bonaji kembali mendapat SMS. "Korban disuruh masuk dengan mematikan lampu motornya," papar mantan Kasatsamapta Polres Kediri tersebut.
Lagi-lagi, Bonaji menuruti. Namun begitu masuk lapangan, Bonaji disergap 4 orang yang tidak dikenali. Maklum, keadaan sedang gelap. "Pelaku adalah Makruf, Sumitro dan dua temannya," lanjutnya.
Salah satu di antaranya membawa sebilah parang. Dengan cepat, salah seorang pelaku memegang Bonaji dari belakang agar tidak bergerak sambil mengancam akan dibacok jika berbuat macam-macam. Takut, Bonaji pasrah dan tidak melawan.
Saat itulah Makruf meminta pertanggungjawaban Bonaji karena telah bersetubuh dengan adiknya. Namun, Bonaji menolak. Tentu saja Makruf emosi. Dia segera menghajar Bonaji, diikuti dua temannya. Setelah itu HP dan KTP Bonaji disita lalu dilepas. "Pelaku menyuruh korban (Bonaji,red) menebus barang-barang tersebut satu juta," lanjut Djupri.
Setelah dilepas, diam-diam Bonaji tidak terima dan melaporkan ke Polsek Ngancar. Besoknya, Makruf dan Sumitro ditangkap di rumahnya masing-masing.
Ditemui di Mapolsek kemarin, Makruf mengaku kesal pada Bonaji karena tidak mau bertanggunjawab. "Saat saya tanya pertanggunjawabannya, dia bilang kalau adik saya tidak hamil," katanya. .
Dari mana Makruf tahu bahwa adiknya telah disetubuhi Bonaji? Makruf mengaku pada Rabu (17/2) lalu adiknya pingsan saat baru pulang. Makruf lalu melihat HP adiknya. Dari SMS yang ada, dia tahu adiknya baru saja disetubui Bonaji.
http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=144854
Tidak ada komentar:
Posting Komentar