Intip Geliat " Bibir Merah " Mojokerto

Perempuan nakal di Mojokerto yang mempunyai track record beraneka ragam (SPG, penjaga toko, mahasiswi, bahkan pelajar), bukan hanya mencari cara mudah mencari duit saja. Namun, kepuasan seksual juga banyak diburu. Berikut hasil wawancara Darmo yang kebetulan berkesempatan mewawancarai dua perempuan yang berprofesi sebagai kupu-kupu malam.

---

Sebut saja Rn, 22. Dengan nada serak-serak basah, perempuan berambut sebahu dan diwarnai pirang ini me-wanti-wanti agar identitasnya benar-benar disembunyikan. Alasannya, kedatangannya ke Mojokerto dari Tulungagung sejak 2 tahun lalu, ia pamit ke keluarganya untuk bekerja di sebuah toko. Bukan seperti profesi sampingan yang ia jalani saat ini. Yakni menjadi wanita panggilan. ''Awalnya memang benar-benar bekerja di toko,'' tuturnya.

Sejak tiga bulan pertama, Rn memang benar-benar menjalankan amanah orang tuanya dengan baik. Ia murni bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) di sebuah toko terkemuka di Mojokerto.

Menginjak bulan ke empat, iming-iming uang lebih rupanya melunturkan iman si ragil dari tiga bersaudara ini. ''Awalnya, saya diajak teman saya untuk menemani dua orang untuk karaoke,'' tukasnya.

Lumayan. Itulah kata pertama yang diucapkan usai melihat lilitan uang kertas yang diselipkan oleh dua pria itu ke saku celananya. Hanya menemani karaoke tak lebih dari dua jam saja, dua lembar uang pecahan Rp 100 ribu alias bergambar mawar, bisa ia raih dengan mudah. Begitu pikirnya.

Menjadi wanita pendamping seperti ini, ia lakoni lebih dari dua bulan. Nyaris tiap pekan, ia mendapat order dari teman seprofesinya di toko tersebut yang sudah senior. ''Mbak-mbak di situ yang nawari saya,'' ungkap perempuan berkulit putih ini.

Meski menjadi pendamping para lelaki sebuah tempat karaoke hingga dinihari, namun pekerjaan utama sebagai SPG tetap ia lakoni. Hampir tak pernah sekalipun Rn absen gara-gara tidur terlalu larut.

Menginjak bulan ke enam bekerja di toko ini, Rn rupanya mendapat cobaan. Teman seprofesinya yang kerap mengajaknya menjadi pendamping menyanyi itu, kini mulai menawarkan uang lebih. ''Katanya, bisa dapat lebih banyak dan saya juga enak,'' ungkapnya.

Virginitas, uang, dan kenikmatan, menjadi pertimbangan yang membuat ia maju mundur dalam membuat keputusan. Namun, ia akhirnya tak banyak pikir panjang dalam menentukannya. Ia pun menganggukkan kepalanya.

Sekitar seminggu kemudian, tiba-tiba seniornya itu mendekati dirinya dan menawarkan order seorang pria yang berusia 30-an tahun. ''Katanya saya ditunggu di depan toko saat pulang. Katanya sih cuma pingin kenalan,'' ujarnya.

Inilah babak awal kisah kelam dalam perjalanan perempuan bertubuh molek ini. Diungkapkannya, kali pertama ia masuk di dunia esek-esek ini, ia diajak ke sebuah vila di kawasan Pacet sekitar pukul 10 malam.

Hingga kini, Rn masih memiliki dua profesi yang berjalan seirama dengan damai. Pesanan lelaki hidung belang, hanya bisa dilayani setelah toko tutup. Bagi Rn, memiliki uang lebih selalu ia idam-idamkan. Selain untuk kebutuhan sehari-harinya, ia juga masih bertaggung jawab memberikan jatah kepada kedua orang tuanya.



http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161680

Berita Mesum Lainnya