Hal tersebut dikatakan pakar psikologi dari Universitas Medan Area (UMA), Mustika Tarigan, di Medan, Jumat (6/3), ketika dimintai komentar mengenai oknum yang melakukan sodomi terhadap belasan siswanya itu.
Oknum guru yang mengajar pelajaran Bahasa Inggris itu dilaporkan menyodomi muridnya sejak 2006 hingga 2008 berdasarkan laporan beberapa siswa kepada orangtua mereka.
Selanjutnya kasus yang memalukan itu disampaikan para orangtua siswa ke Polres Labuhanbatu. Saat ini oknum pendidik tersebut meringkuk di sel tahanan Mapolres Labuhanbatu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Para siswa yang menjadi korban perbuatan tercelah guru tersebut adalah pelajar kelas V SD. Bagi mereka yang tidak mau melayaninya diancam tidak akan naik kelas.
Perbuatan kotor itu disebutkan dilakukan oknum guru Kap di belakang pintu kelas seusai jam pelajaran sekolah, juga di areal perkebunan sawit.
Mustika menambahkan, perbuatan sodomi yang dilakukan pendidik itu juga membuktikan masih adanya oknum guru yang tidak terpuji.
Hal ini jelas merusak citra pendidik yang selama ini dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
“Citra seorang guru yang seharusnya ditiru dan digugu oleh siswa sudah tercemar di kalangan masyarakat dan sulit rasanya untuk dipulihkan,” kata Mustika yang juga dosen senior psikologi di UMA.
Tindakan guru yang amoral itu menurutnya bukti masih tertanamnya sifat arogansi dan dianggap dapat menentukan segala-galanya bagi anak murid.
“Tindakan guru tersebut sangat keterlaluan dan supaya diberhentikan serta diproses secara hukum,” kata Mustika.
Oknum guru tersebut disebut-sebut gagal menikahi pacarnya karena kemungkinan sang pacar yang akan dijadikan istri telah mengetahui kelainan seks guru muda tersebut, ujar Mustika.
sumber : http://www.surya.co.id/2009/03/06/guru-sodomi-17-murid-di-balik-pintu-kelas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar